Senin, 28 Oktober 2019

Hipotensi dan Hipertensi

Hipotensi


Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun pada beberapa orang, hipotensi dapat menyebabkan pusing dan lemas.
Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Ketika tekanan darah berada di bawah rentang tersebut, maka seseorang dapat dikatakan menderita hipotensi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, hipotensi dapat menjadi gejala dari suatu penyakit yang sedang diderita.
hipotensi - Alodokter

Penyebab Hipotensi

Tekanan darah dapat berubah sepanjang waktu, tergantung kondisi dan aktivitas yang dilakukan tiap orang. Kondisi ini merupakan hal yang normal, karena tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan. Tidak hanya pada orang dewasa, tekanan darah rendah juga bisa terjadi pada anak-anak.
Selain itu, hipotensi juga bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti:
  • KehamilanTekanan darah selama masa kehamilan akan menurun seiring berkembangnya sirkulasi darah dalam tubuh ibu hamil.
  • Konsumsi obat-obatan tertentuBeberapa jenis obat dapat menimbulkan efek menurunnya tekanan darah, di antaranya adalah furosemide, atenolol, propranolol, levodopa, dan sildenafil.
  • Ketidakseimbangan hormon
    Beberapa penyakit, seperti diabetes dan penyakit tiroid, menyebabkan penurunan kadar hormon dalam darah, dan berdampak pada menurunnya tekanan darah.
  • DehidrasiKetika kekurangan cairan atau mengalami dehidrasi, volume darah juga dapat berkurang. Kondisi ini dapat memicu penurunan tekanan darah.
  • InfeksiKetika infeksi yang terjadi dalam suatu jaringan mulai memasuki aliran darah (sepsis), tekanan darah dapat
  • Penyakit jantungTerganggunya fungsi jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh, sehingga tekanan darah akan menurun.
  • Kekurangan nutrisiKekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia dan berakhir pada penurunan tekanan darah.
  • PerdarahanKehilangan darah dalam jumlah besar akibat cedera dapat menurunkan volume dan aliran darah ke berbagai jaringan tubuh, sehingga tekanan darah menurun drastis.
  • Reaksi alergi parah
    Beberapa pemicu alergi (alergen) dapat menimbulkan reaksi alergi parah (anafilaksis) yang berdampak pada menurunnya tekanan darah.
Selain karena beberapa faktor penyebab di atas, hipotensi dapat terjadi ketika mengubah posisi dari duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Jenis hipotensi ini dikenal dengan hipotensi ortostatik atau hipotensi postural.
Hipotensi juga dapat terjadi saat seseorang berdiri terlalu lama hingga darah menumpuk di bagian tungkai. Kondisi ini disebut juga neural mediated hypotension (NMH). Sebagian besar penderita hipotensi jenis ini adalah anak-anak.

Pencegahan Hipotensi

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi gejala hipotensi, yaitu:
  • Menghindari konsumsi minuman berkafein pada malam hari dan membatasi konsumsi alkohol.
  • Makan dalam porsi kecil namun sering, dan tidak langsung berdiri setelah makan.
  • Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur (sekitar 15 cm).
  • Berdiri secara perlahan dari posisi duduk atau berbaring.
  • Menghindari terlalu lama berdiri atau duduk, dan menghindari duduk bersila.
  • Tidak membungkuk atau mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba.
  • Menghindari mengangkat beban berat

Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Hipertensi-Alodokter
Cara Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah dibagi 2 menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum kembali memompa darah.
Dalam pencatatannya, tekanan darah sistolik ditulis lebih dahulu dari tekanan darah diastolik, dan memiliki angka yang lebih tinggi. Menurut perkumpulan dokter jantung di Amerika Serikat, AHA, pada tahun 2017, tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:
  • Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
  • Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik.
  • Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
  • Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.

Pengobatan dan Pencegahan Hipertensi

Menjalani gaya hidup sehat dapat menurunkan sekaligus mencegah hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
  • Konsumsi makanan yang sehat.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Rutin berolahraga.
  • Berhenti merokok.
Beberapa pasien hipertensi diharuskan mengonsumsi obat penurun tekanan darah seumur hidupnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan langkah pencegahan sedini mungkin, terutama bila Anda memiliki faktor risiko hipertensi. 

Anemia

Anemia


Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal.
anemia - alodokter
Orang dewasa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki, dan di bawah 12 gram per desiliter untuk wanita. Untuk mengatasi anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi.

Penyebab Anemia

Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal.
Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:
  • Produksi sel darah merah yang kurang.
  • Kehilangan darah secara berlebihan.
  • Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.

Pencegahan Anemia

Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:
  • Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
  • Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
  • Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, berkonsultasilah dengan dokter spesialis gizi. Bila Anda memiliki keluarga penderita anemia akibat kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia, konsultasikan dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.
sumber : alodokter.com/anemia

Varises

Pengertian Varises


Varises adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena yang disebabkan oleh adanya penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut. Varises ditandai dengan pembuluh vena yang berwarna ungu atau biru gelap, dan tampak bengkak atau menonjol.
Varises dapat terjadi di seluruh pembuluh vena dalam tubuh. Namun, kondisi ini paling sering terjadi di area tungkai, terutama betis, karena tekanan besar saat kita berdiri atau berjalan. Varises juga dapat muncul di bagian panggul, anus (wasir), vagina, rahim, atau kerongkongan (varises esofagus).
varises-alodokter
Sebagian besar kasus varises di tungkai dialami oleh wanita dibandingkan pria. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena varises, yaitu pertambahan usia, berat badan berlebih (obesitas), faktor keturunan, dan lingkungan kerja yang menyebabkan seseorang harus berdiri dalam jangka waktu lama.

Penyebab Varises

Pembuluh vena berfungsi untuk mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Di dalam pembuluh vena terdapat katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah, sehingga darah yang telah melewatinya tidak dapat kembali lagi. Lemah atau rusaknya katup vena menyebabkan darah berbalik arah dan terjadi penumpukan darah di dalam pembuluh vena. Penumpukan inilah yang kemudian menyebabkan pembuluh vena melebar.

Diagnosis Varises

Diagnosis varises diawali dengan pemeriksaan riwayat kesehatan, yang meliputi gejala, riwayat penyakit, kebiasaan, lingkungan kerja, dan faktor risiko yang memicu penderita terkena varises. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati bagian tubuh yang mengalami varises. Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan, kecuali dokter mencurigai adanya masalah lain, seperti pada vena dalam (deep vein thrombosis). Beberapa jenis tes penunjang yang mungkin dilakukan adalah USG Doppler dan angiografi.

Pengobatan Varises

Pengobatan varises umumnya disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan, ukuran dan posisi varises, serta tingkat keparahan varises. Tujuan pengobatan adalah meredakan gejala, mencegah varises bertambah parah, dan menghindari terjadinya komplikasi berupa luka atau perdarahan. Metode pengobatan yang umumnya digunakan adalah terapi obat dan memakai stoking khusus yang dinamakan stoking kompresi.
Jika rasa tidak nyaman atau nyeri akibat varises semakin terasa, maka dokter akan merekomendasikan prosedur bedah baik bedah kecil maupun besar, misalnya dengan terapi laser atau mengikat pembuluh vena jika gejala semakin memburuk atau varises telah menyebabkan komplikasi.

Stroke

Pengertian Stroke


Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Ketika sebagian area otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Penanganan yang cepat dapat meminimalkan kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.
stroke-alodokter
Menurut riset kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2013, di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk, atau 12 dari 1000 penduduk, menderita stroke dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi Selatan.
Selain itu, stroke juga merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari 15% kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Stroke iskemik memiliki kejadian yang lebih sering dibandingkan dengan stroke hemoragik, namun stroke hemoragik membunuh lebih sering dibandingkan dengan stroke iskemik.
Hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang paling sering meningkatkan risiko terjadinya stroke di Indonesia.

Gejala dan Penyebab Stroke

Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering dijumpai adalah:
  • Tungkai mati rasa
  • Bicara menjadi kacau
  • Wajah terlihat menurun
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.
Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang olahraga, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

Pengobatan dan Pencegahan Stroke

Pengobatan stroke tergantung kepada kondisi yang dialami pasien. Dokter dapat memberikan obat-obatan atau melakukan operasi. Sedangkan untuk memulihkan kondisi, pasien akan dianjurkan menjalani fisioterapi, dan diikuti terapi psikologis apabila diperlukan.
Untuk mencegah stroke, dokter menyarankan untuk:
  • Menerapkan pola makan yang sehat.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Hindari merokok dan mengonsumsi minuman keras.

Komplikasi Stroke

Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain yang dapat membahayakan nyawa, antara lain:
  • Deep vein thrombosis atau penggumpalan darah di tungkai.
  • Hidrosefalus akibat menumpuknya cairan otak di dalam rongga otak.
  • Disfagia atau gangguan refleks otot saat menelan.

Pencegahan Stroke

Langkah utama untuk mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke, antara lain:
  • Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Jenis makanan yang rendah lemak dan tinggi serat sangat disarankan untuk kesehatan. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari.
Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
  • Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
Bagi orang yang berusia 19-64 tahun, pastikan melakukan aktivitas aerobik setidaknya 150 menit seminggu yang dibagi dalam beberapa hari, ditambah dengan latihan kekuatan otot setidaknya dua kali seminggu. Yang termasuk aktivitas aerobik antara lain jalan cepat atau bersepeda. Sementara yang termasuk latihan kekuatan, antara lain angkat beban, yoga, ataupun push-up dan sit-up
Namun bagi mereka yang baru sembuh dari stroke, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai kegiatan olahraga. Olahraga teratur biasanya mustahil dilakukan di beberapa minggu atau beberapa bulan pertama setelah stroke. Pasien bisa mulai berolahraga setelah rehabilitasi mengalami kemajuan.
  • Berhenti merokok. Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan, maka seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
  • Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain dan methamphetamine, dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah

Jantung Koroner

Pengertian Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Bila lemak makin menumpuk, maka arteri akan makin menyempit, dan membuat aliran darah ke jantung berkurang.
Businessman Heart Attack in Isolated
Berkurangnya aliran darah ke jantung akan memicu gejala PJK, seperti angina dan sesak napas. Bila kondisi tersebut tidak segera ditangani, arteri akan tersumbat sepenuhnya, dan memicu serangan jantung.

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol. Selain itu, kelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan relaksasi otot atau latihan pernapasan dalam.
Langkah pencegahan lain adalah dengan rutin menjalani pemeriksaan gula darah dan kolesterol tiap dua tahun. Pemeriksaan lebih rutin akan disarankan, pada pasien dengan riwayat hipertensi dan penyakit jantung.
Beberapa langkah lain untuk mencegah penyakit jantung koroner adalah:

Konsumsi makanan bergizi seimbang

Perbanyaklah mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah. Selain itu, batasi kadar garam pada makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh sehari. Hindari makanan dengan kadar kolesterol tinggi, terutama bila kadar LDL Anda cukup tinggi. Beberapa jenis makanan tinggi kolesterol tersebut antara lain:
  • Makanan yang digoreng.
  • Ati
  • Kuning telur
  • Mentega
  • Otak sapi dan jeroan hewan
  • Udang
  • Makanan cepat saji
Jenis makanan lain yang harus dihindari adalah makanan berkadar gula tinggi, karena dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner.
Sebaliknya, tingkatkan kadar kolesterol baik atau HDL dengan memperbanyak konsumsi makanan tinggi lemak tak jenuh, seperti minyak ikan, alpukat, kacang-kacangan, serta minyak zaitun dan minyak sayur.

Lakukan olahraga rutin

Pola makan sehat yang dikombinasikan dengan olahraga rutin dapat menjaga berat badan ideal. Di samping itu, olahraga rutin dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga tekanan darah tetap normal.
Luangkan waktu setidaknya 150 jam dalam seminggu, untuk berolahraga. Misalnya dengan jogging 30 menit setiap hari. Selain jogging, senam, atau renang juga dapat menjaga kesehatan jantung.

Konsumsi obat dengan benar

Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter dalam mengonsumsi obat. Penting untuk diingat bahwa jangan menghentikan pengobatan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter, karena dapat mengakibatkan gejala makin memburuk.

sumber: alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/pencegahan

Senin, 21 Oktober 2019

jantung dan pembuluh darah

Peredaran Darah
Darah tidak dapat mengalir dengan sendirinya. Darah dapat mengalir di dalam tubuh karena ada mesin pemom-panya, yaitu jantung. Di dalam tubuh, darah senantiasa berada di dalam pembuluh-pembuluh darah, baik itu pembuluh yang besar maupun pembuluh yang kecil.

1. Jantung

Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, di antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan. Jantung memiliki fungsi untuk memompa darah. Dengan adanya jantung, darah dapat dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

Jantung manusia terbagi atas empat ruangan, yaitu serambi kanan dan serambi kiri serta bilik kiri dan bilik kanan. Bagian bilik (ventrikel) jantung berdinding lebih tebal dibandingkan serambi (atrium) jantung. Hal ini berhubungan dengan fungsinya untuk memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga harus lebih kuat. Adapun dinding bilik kanan lebih tipis karena fungsinya hanya memompakan darah ke paru-paru.
Jantung Manusia
Jantung Manusia

Masih ingatkah kamu pelajaran pada Bab 2 tentang otot jantung? Penampakan otot jantung mirip dengan otot rangka sebab ada bagian yang gelap dan terang. Akan tetapi, otot jantung bekerja seperti otot polos. Jantung berdenyut secara ritmik dengan kekuatan yang sama. Berbeda dengan otot rangka yang kekuatan kontraksinya dipengaruhi oleh kekuatan rangsangan. Otot-otot jantung berkontraksi dengan kekuatan yang relatif stabil. Jika kamu panik atau melakukan kerja keras maka jantung akan berdetak lebih cepat sehingga darah yang dipompa juga lebih banyak.

Pernahkah kamu pergi ke dokter? Pada saat kamu pergi ke dokter, dokter biasanya akan mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat yang disebut tensimeter (sphygmomanometer). Jika di sekolahmu terdapat alat ini, kamu dapat melakukan pengukuran tekanan darah. Tekanan darah seseorang biasanya dinyatakan dengan dua angka, misalnya 120/80 mmHg. Tahukah kamu apa arti angka tersebut?

Angka yang pertama (120) menunjukkan tekanan jantung pada saat jantung sedang berkontraksi untuk memompa darah atau disebut tekanan sistol. Tekanan jantung memang cukup kuat sehingga bisa diukur pada pembuluh nadi yang ada di lengan. Angka yang dibawah (80) menunjukkan tekanan jantung pada saat jantung sedang berelaksasi (beristirahat) atau disebut tekanan diastol.

Tekanan darah seseorang bisa berubah, baik naik maupun turun, karena hal-hal tertentu misalnya usia, makanan, berat badan, dan penyakit. Pernahkah kamu mendengar orang yang menderita tekanan darah tinggi atau tekanan darah rendah?

2. Pembuluh Darah

Berdasarkan aliran darahnya, pembuluh darah dibeda-kan menjadi dua macam, yaitu pembuluh nadi atau arteri (pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung) dan pembuluh balik atau vena (pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju jantung). Baik pembuluh nadi maupun pembuluh balik masing-masing memiliki cabang terkecil yang disebut dengan pembuluh kapiler.

Dinding pembuluh nadi lebih tebal, kuat, dan elastis dibandingkan dinding pembuluh balik. Pembuluh nadi harus kuat karena harus menahan tekanan darah yang dipompa oleh jantung. Saat jantung berdenyut, maka pembuluh nadi pun ikut berdenyut akibat tekanan darah yang terpompa. Jika kamu meraba pembuluh nadi, kamu dapat merasakan denyut nadi tersebut. Salah satu tempat yang denyutnya dapat kamu rasakan dengan mudah adalah pembuluh nadi yang berada di dekat pergelangan tangan, di dekat tulang yang lurus dengan ibu jari.

Dari seluruh tubuh darah kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena). Dinding pembuluh balik lebih tipis dibandingkan dinding pembuluh nadi. Pembuluh balik besar ada dua macam, yaitu pembuluh balik besar atas (untuk mengembalikan darah dari kepala dan tangan dan pembuluh balik besar bawah untuk mengembalikan darah dari kaki dan badan). Pembuluh nadi dan pembuluh balik bercabang-cabang beberapa kali hingga pembuluh kapiler yang ukurannya sangat kecil. Pembuluh kapiler hanya dapat dilalui oleh satu butir sel darah merah saja.

3. Peredaran Darah

Sistem peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu peredaran darah paru-paru (peredaran darah kecil) dan peredaran darah sistemik (peredaran darah besar). Karena dua sistem peredaran darah ini, sistem peredaran darah pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda.

Skema peredaran darah pada manusia
Skema peredaran darah pada manusia

Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari bilik kanan jantung menuju paru-paru dan akhirnya kembali lagi ke jantung pada serambi kiri. Pada peredaran darah kecil inilah darah melakukan pertukaran gas di paru-paru. Darah melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen dari alveoli paru-paru. Oleh karena itu, darah yang berasal dari paru-paru ini banyak mengandung oksigen.

Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme dan karbon dioksida kembali ke serambi kanan jantung melalui pembuluh balik. Peredaran darah besar ini mengalir dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung.

Peredaran darah manusia selalu melalui pembuluh darah. Oleh karena itu, peredaran darah manusia disebut peredaran darah tertutup. Gambar sistem peredaran darah berikut akan membantu kamu untuk lebih memahami peredaran darah manusia.
Peredaran Darah Pada Manusia
Peredaran Darah Pada Manusia

4. Peredaran Limfa

Darah selalu mengalir di dalam pembuluhnya. Selain darah ada pula suatu cairan yang mengalir di seluruh jaringan tubuh, namun tidak selalu mengalir dalam pembuluh. Cairan ini disebut cairan limfa atau cairan getah bening. Cairan limfa mengandung sel darah putih, fibrinogen, dan keping darah yang ketiganya berfungsi dalam proses pembekuan darah dan mencegah infeksi. Cairan limfa masuk ke dalam pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah yang memiliki peredaran tertutup, pembuluh limfa memiliki peredaran terbuka. Alasannya, pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka.

Terdapat dua pembuluh limfa besar dalam tubuh manusia, yaitu pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa kiri. Pembuluh limfa kanan berfungsi mengumpulkan limfa yang berasal dari jantung, dada, paru-paru, kepala, leher, dan lengan bagian atas. Pembuluh limfa kiri berfungsi mengumpulkan limfa yang berasal dari bagian-bagian tubuh yang tidak masuk ke dalam pembuluh limfa kanan. Cairan limfa dari kedua pembuluh limfa ini masuk ke pembuluh balik untuk dibawa ke jantung.

Di bagian tubuh tertentu, misalnya di ketiak, leher, dan pangkal paha, pembuluh limfa membentuk simpul yang disebut nodus limfa. Jika ada bagian tubuh yang terluka, limfa dari kelenjar yang terdekat dengan luka tersebut akan bereaksi dan membengkak. Mengapa? Dapatkah kamu menjelaskannya?

C. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah

Terdapat beberapa gangguan atau penyakit pada sistem peredaran darah. Gangguan ini bisa terjadi pada darah, jantung, pembuluh darah, atau tekanan darah.

I. Gangguan yang Berhubungan dengan Darah

a. Anemia
Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemog-lobin. Kadar Hb normal adalah 12 –16 % dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah normal 5 juta/mm3. Pada penderita anemia, kadar Hb kurang dari normal.

b. Leukemia
Leukemia adalah pertumbuhan sel-sel darah putih yang tidak normal. Jaringan yang seharusnya membentuk sel darah merah justru membentuk sel-sel darah putih. Akibatnya, jumlah sel darah putih melebihi normal sedangkan jumlah sel darah merah menurun. Leukemia disebut juga kanker darah. Banyaknya sel darah putih ini, menyebabkan sel darah putih menjadi “ganas’’. Sel darah putih ini dapat memakan sel-sel darah merah sehingga penderita dapat mengalami anemia akut.

c. Thalasemia
Penyakit keturunan di mana tubuh tidak mampu mem-produksi hemoglobin dan sel darah merah. Akibatnya penderita mengalami anemia.

d. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus, yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel darah putih manusia.
Pada pengidap penyakit AIDS, sel darah putihnya lebih cepat mati dan tidak berfungsi. Hal tersebut terjadi karena penyakit AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga kekebalan tubuh tidak berfungsi. Jika terkena infeksi atau suatu penyakit yang ringan sekalipun, sistem kekebalan tubuhnya tidak akan bekerja. Akhirnya penderita dapat mengalami kematian.

II. Gangguan yang Berhubungan dengan Jantung dan Pembuluh Darah

a. Penyakit Jantung
Gangguan jantung merupakan gangguan kerja jantung dalam memompa darah. Penyebabnya, antara lain kelebihan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan akan menyumbat pem-buluh nadi sehingga menghambat aliran darah. Penyebab lain adalah kegemukan (obesitas). Tubuh orang gemuk memiliki banyak lemak dan darahnya banyak mengandung kolesterol sehingga rawan penyumbatan pembuluh darah. Oleh sebab itu, kerja jantung menjadi lebih berat dalam memompa darah.

Pada kasus gagal jantung terjadi penurunan kerja atau kontraksi jantung. Akibatnya, volume darah dalam jaringan tubuh kurang karena jantung tidak bisa memompa darah dalam jumlah yang semestinya. Gejala umum orang yang berpenyakit jantung adalah nyeri di bagian dada, sesak, dan cepat lelah.

b. Tekanan Darah Rendah
Penderita kelainan ini memiliki tekanan darahnya berada di bawah normal. Pengembalian darah ke jantung berkurang akibat kerja jantung menurun. Penyebabnya, antara lain perubahan posisi tubuh dari jongkok menjadi berdiri. Saat jongkok darah tertimbun di pembuluh balik pada kaki sehingga pengembalian darah ke jantung lambat. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh berkurangnya volume darah akibat pendarahan atau muntaber. Gejala yang biasa timbul adalah pusing, lesu, penglihatan berkunang-kunang, dan sering pingsan.

c. Tekanan Darah Tinggi
Gejala penyakit ini adalah tekanan darah di atas normal. Jantung penderita bekerja lebih keras bahkan dapat memecahkan pembuluh darah. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti, namun diduga berhubungan dengan kelebihan kolesterol yang mengakibatkan menyempitnya pembuluh nadi. Penyebab lain adalah faktor keturunan, stres, usia, kebiasan merokok, dan minuman beralkohol.

d. Varises
Gejala varises berupa pembuluh balik yang melebar atau berkelok-kelok terutama pada kaki. Penyebabnya adalah kaki terlalu berat menahan beban misalnya karena hamil atau terlalu lama berdiri. Varises yang terjadi di daerah anus dinamakan ambeien.


sumber : https://www.antoncabon.us/2016/05/sistem-peredaran-darah-pada-manusia.html

Darah pada Manusia - IPA Kelas 8


A. Darah

Darah merupakan alat transportasi atau alat pengang-kutan yang paling utama dalam tubuh kita. Masih ingatkah kamu apa saja fungsi darah? Ada beberapa fungsi penting darah bagi tubuh, yaitu sebagai berikut.
  1. Mengangkut sari-sari makanan dari usus dan meng-edarkannya ke seluruh tubuh.
  2. Mengangkut oksigen dari paru-paru serta mengedarkan-nya ke seluruh tubuh dan juga mengambil karbon dioksida dari seluruh tubuh untuk dibawa ke paru-paru.
  3. Mengangkut hormon dari pusat produksi hormon ke tempat tujuannya di dalam tubuh.
  4. Mengangkut sisa-sisa metabolisme sel untuk dibuang di ginjal.
  5. Menjaga kestabilan suhu tubuh. Suhu tubuh manusia tetap, yaitu berkisar antara 36°C sampai 37°C. Suhu tubuh manusia tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Darah mampu menjaga suhu tubuh tetap stabil. Caranya, darah melakukan penyebaran energi panas dalam tubuh secara merata.
  6. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh.

I. Komposisi Darah

Bagaimana darah bisa melakukan fungsi-fungsi tersebut? Darah memiliki komposisi yang terdiri atas sekitar 55% cairan darah (plasma) dan 45% sel-sel darah. Terdapat tiga macam sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
komposisi penyusun darah

a. Plasma Darah
Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme, gas-gas, dan hormon). Fibrinogen yang ada dalam plasma darah merupakan bahan penting untuk pembekuan darah jika terjadi luka. Proses pembekuan darah ini akan dijelaskan pada bahasan selanjutnya.

b. Sel-Sel Darah
Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel darah putih dan keping darah sebanyak 1%, sedangkan sel darah merah sebanyak 99%.

1) Sel darah merah (eritrosit)
Pernahkah kamu melihat darah? Darah berwarna merah.
Tahukah kamu mengapa darah berwarna merah? Darah berwarna merah karena adanya sel-sel darah merah. Sel darah merah berbentuk bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung (Perhatikanlah Gambar 5.2).

Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Kamu masih ingat apa itu hemoglobin? Hemo-globin (Hb) merupakan protein yang mengandung zat besi. Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Hemoglobin berwarna merah, karena itu sel darah merah berwarna merah.

Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga 120 hari.

Jika sel darah merah rusak atau sudah tua maka sel ini akan dirombak dalam limfa. Hemoglobin dari sel darah merah yang dirombak akan terlepas dan dibawa ke dalam hati untuk dijadikan zat warna empedu. Sel darah merah baru akan dibentuk kembali dengan bahan zat besi yang berasal dari hemoglobin yang terlepas tadi.

2) Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih sesungguhnya tidaklah berwarna putih, tetapi jernih. Disebut sel darah putih untuk membedakannya dari sel darah merah yang berwarna merah. Sel darah putih bentuknya tidak teratur atau tidak tetap. Tidak seperti sel darah merah yang selalu berada di dalam pembuluh darah, sel darah putih dapat keluar dari pembuluh darah. Kemampuan untuk bergerak bebas diperlukan sel darah putih agar dapat menjalankan fungsinya untuk menjaga tubuh.

Sel darah putih memiliki inti sel tetapi tidak berwarna atau tidak memiliki pigmen. Berdasarkan zat warna yang diserapnya dan bentuk intinya sel darah putih dibagi menjadi lima jenis, yaitu basofil, neutrofil, monosit, eosinofil, dan limfosit.

Secara normal jumlah sel darah putih pada tubuh kita adalah kurang lebih 8.000 pada tiap 1 mm3 darah. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12 – 13 hari. Fungsi sel darah putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit.

Jika tubuhmu terluka dan ada kuman yang masuk, sel-sel darah putih akan menyerang atau memakan kuman-kuman tersebut. Ibarat sebuah negara, sel darah putih adalah pasukan tempur. Jika seseorang diserang penyakit. Tubuh akan memproduksi lebih banyak sel-sel darah putih untuk melawan bibit penyakit tersebut. Perhatikan Gambar 5.4.

3) Keping darah (trombosit)
Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keping darah lebih kecil daripada sel darah merah. Jumlahnya kurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3 darah. Keping darah hidupnya singkat, hanya 8 hari. Keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah.

Saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut. Keping darah menyentuh permukaan luka, lalu pecah dan mengeluarkan trombokinase. Masih ingatkah kamu tentang plasma darah yang mengandung zat untuk proses pembekuan darah, yaitu protrombin dan fibrinogen? Trombokinase dibantu dengan ion kalsium akan mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin diperlukan untuk mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Luka akan ditutup oleh benang fibrin yang berupa benang-benang halus, sehingga darah berhenti keluar.

Skema pembentukan benang fibrin saat penutupan luka
Skema pembentukan benang fibrin saat penutupan luka

II. Golongan Darah

Pernahkah kamu mendengar tentang golongan darah? Tahukah kamu golongan darah apa yang kamu miliki? Apabila kamu belum mengetahui golongan darahmu kamu bisa ke dokter untuk memeriksakan golongan darahmu. Salah satu sistem penggolongan darah yang banyak digunakan adalah sistem ABO. Berdasarkan sistem ini darah dikelompokkan menjadi 4 golongan darah, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.

Dasar penggolongan darah sistem ABO adalah kebera-daan aglutinogen pada permukaan sel darah merah. Darah yang sel darah merahnya mengandung aglutinogen A disebut bergolongan darah A; darah yang sel darah merahnya mengandung aglutinogen B disebut bergolongan darah B; darah yang sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B disebut bergologan darah AB; dan darah yang sel darah merahnya tidak mengandung aglutinogen A maupun aglutinogen B disebut bergolongan darah O.

Golongan darah sangat penting untuk transfusi darah. Jika seseorang mendapatkan transfusi darah yang golongan darahnya berbeda hal ini bisa menimbulkan bahaya. Sebab hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya pembekuan atau penggumpalan darah. Golongan darah AB merupakan golongan darah yang dapat menerima transfusi dari golongan darah lain. Oleh karena itu, golongan darah AB disebut dengan resipien universal (penerima). Sebaliknya golongan darah O dapat menjadi donor (pemberi) untuk semua golongan darah atau golongan darah O disebut sebagai donor universal. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.

Tabel Transfusi Darah pada Manusia

Golongan Darah ResipienGolongan Darah Donor
ABABO
A--
B--
AB
O---


 sumber :https://www.antoncabon.us/2016/05/sistem-peredaran-darah-pada-manusia.html

Hipotensi dan Hipertensi

Hipotensi Darah rendah atau hipotensi  a dalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi umumnya tidak be...